Menelisik Jalan Salemba Bluntas

Salemba merupakan satu kawasan strategis berada diantara Jl. Kramat Raya dan Jl. Matraman Raya, wilayah Kecamatan Senin, Jakarta Pusat. Di kawasan tersebut terdapat beberapa nama tempat yang diawali Salemba, seperti Salemba Bluntas, Salemba Tengah, Salemba Utankayu dan Salemba Tanah Padri.

Di Salemba ada beberapa gedung penting, diantaranya Perpustakaan Nasional, Universitas Indonesia, RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), RS St Carolus, Rutan Salemba, Lembaga Alkitab Indonesia, dan Universitas Kristen Indonesia. 

Pada masa lampau, Salemba merupakan salah satu jalan yang dibangun oleh Gubernur Jendaral Daendels ketika memerintah (1808-1811) hingga dikenal dengan nama Jalan Daendels. Kala itu Salemba terletak di perbatasan antara kota Batavia dan Meester Cornelis.

Karena pada 1905 ibu kota Batavia dibagi menjadi dua Kotapraja, yakni Batavia dan Meester Cornelis (kini Jatinegara). Zaenuddin HM, dalam buku karyanya berjudul “212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe,” setebal 377 halaman, terbitan Ufuk Press pada Oktober 2012, menyatakan Salemba dalam peta abad ke-19 dan awal abad ke-20 bernama Struyswijk atau Salemba Besar.

Wilayahnya terbentang dari Kali Ciliwung di sebelah barat sampai kali Sunter di sebelah timur, dari pemakaman orang-orang Tionghoa atau Sentiong di sebelah utara sampai kebun kayu manis milik partikelir Solutide di sebelah selatan. Dinamakan Struyswijk, yang dapat diartikan kawasan Struys, karena tuan tanah pertamanya adalah Abraham Struys, seorang mantan pejabat pada Kompeni yang kaya raya. Tanah itu kemudian diwariskan kepada anaknya, Anna Struys yang menikah dengan Joan van Hoorn, seorang pejabat tinggi Kompeni Belanda di Batavia.

Saya masih tetap tertarik. Kalau pohon bluntas awal sumbernya, bisa jadi banyak disana doeloe ?

catatan sejarawan (FB) :  Hoesein Rushdy

6
  • Like

Comments